Disini
saya akan menceritakan tentang pengalaman berbisnis seseorang dalam bisnis yang
saya suka, yaitu bisnis sepatu yang di jalanin oleh seorang pengusaha muda.
Nice Shoes Be Wonder Zhoes selanjutnya
disingkat NSBWZ merupakan salah satu merek lokal di Indonesia yang khusus
memproduksi sepatu wanita yang berdiri pada tanggal 16 Desember 2011. Sebuah
nama untuk merepresentasikan pemiliknya yaitu Nabila Samhana Bawazier.
Latar
belakang pemilik mendirikan usaha ini dikarenakan pemilik gemar untuk
mengkoleksi sepatu. Didukung oleh perkembangan teknologi informasi, pemilik
memperoleh kemudahan dalam memperkenalkan produk sepatunya. Dalam wawancara informal
dengan peneliti pada tanggal 15 Januari 2014 yang berlokasi di workshop NSBWZ,
diperoleh informasi bahwa sistem penjualan, pemesanan, dan promosi sangat
mengandalkan sistem yang berbasis online. Untuk pelanggan yang ingin
membeli sepatu secara langsung, dapat mengunjungi workshop NSBWZ.
Jenis
sepatu yang ditawarkan di antaranya flatshoes, heels, wedges, platform, dan
boots. Jenis flatshoes adalah sepatu dengan desain sederhana dan
nyaman untuk digunakan sehari-hari.
Profil
Perusahaan
Nama Usaha : Nice Shoes Be Wonder
Zhoes (NSBWZ)
Pemilik : Nabila Samhana Bawazier
(Abil)
Tahun Berdiri : 16 Desember 2011
Alamat Usaha : Komp. Laladon
Indah Jl. Cimandiri Baru No.3 Ciomas, Bogor
Produk : Sepatu Wanita
Harga : Rp 130.000,00 – Rp
650.000,00
Alamat Website :
http://nsbwzlab.com
Email : nabillasbawazier@gmail.com
Visi dan
Misi Perusahaan
Visi :
Menjadi pilihan utama pelanggan
untuk memenuhi kebutuhan alas kaki.
Misi :
1. NSBWZ
senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik untuk setiap pelanggannya.
2. NSBWZ selalu berinovasi untuk
menciptakan produk terkini dengan kualitas terbaik.
NSBWZ memproduksi sepatu yang
dihasilkan dari tangan-tangan pengrajin. Sepatu diproduksi berdasarkan pesanan
pelanggan, dari desain yang dikeluarkan perusahaan atau membuat desain sepatu
sendiri sesuai dengan keinginannya. Pembuatan sepatu berlangsung selama 10 hari
kerja dari penutupan pesanan.
Jenis dan Harga Sepatu Jenis Sepatu
|
Harga (dalam ribu rupiah)
|
Flats
|
130 – 295
|
Platform
|
230 – 320
|
Wedges
|
230 – 475
|
Heels
|
250 – 450
|
Boots
|
320 – 650
|
Struktur
Organisasi Nice Shoes Be Wonder Zhoes
Untuk
kegiatan produksi dan operasional pemilik dibantu oleh pegawai yang berjumlah
10 orang. Pegawai bekerja dari hari Senin sampai Sabtu dari jam 07:30 sampai
16:30. Total 10 orang pegawai dengan pembagian kerja sebagai berikut: satu
pengrajin mengerjakan pola, tiga pengrajin sebagai penjahit, empat pengrajin
bertugas untuk menarik atau dikenal dengan proses open, dua orang bertugas pada
finishing produk.
Latar
Belakang Masalah
Menurut
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) pada tahun 2012,
industri alas kaki di Indonesia dilihat dari nilai mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Sebagai salah satu barang penunjang fesyen, keberadaan sepatu mulai
diminati sebagian besar masyarakat dilihat dari permintaan sepatu yang kian
hari semakin ramai (Bisnisukm, 2012). Perubahan tren sepatu yang cepat
memunculkan banyak pengrajin atau pengusaha yang mencoba peruntungan di bisnis
ini. Keberanian itu tidak hanya dipicu oleh tren, tetapi kepedulian masyarakat
terhadap produk lokal yang kian meningkat (Kontan, 2014).
Salah satu
daerah di Jawa Barat yang dikenal sebagai sentra sepatu adalah wilayah
Kabupaten Bogor. Berdasarkan pertimbangan hasil analisa terhadap kondisi dan
potensi ekonomi daerah dan potensi pengembangan dari tahun 2012 sampai 2017
serta keterkaitannya dengan industri penunjang, industri terkait, dan industri
di Kabupaten dan Provinsi lain, Kabupaten Bogor menentukan industri alas kaki
dengan fokus kemampuan produksi dan desain sebagai kompetensi inti industrinya.
Lokasi yang menjadi sasaran pengembangan berada di tiga Kecamatan di antaranya
Kecamatan Ciomas, Tamansari, dan Dramaga (Biro Hukum dan Organisasi Kementerian
Perindustrian, 2012).
Salah satu
merek lokal Indonesia yang memanfaatkan potensi sentra sepatu di Ciomas adalah
NSBWZ. Selama dua tahun menjalankan usaha ini, pemilik melakukan penjualan
melalui saluran offline dan online. Menurut informasi yang
diperoleh dari pemilik, persaingan dalam industri sepatu semakin ketat,
sehingga pemilik terus berusaha untuk bertahan bahkan berkembang. Bagi NSBWZ,
pesaing yang paling dekat adalah 13th shoes yang berdiri sejak tahun
2009. Pesaing yang berasal dari Kota Bandung ini memiliki kesamaan pada jenis
sepatu yang ditawarkan, harga, cara promosi, dan segmen pasar yang serupa.
Produk yang
ditawarkan adalah semua jenis sepatu wanita, sama seperti yang ditawarkan oleh
NSBWZ. Harga yang dikenakan pun tidak jauh berbeda, walaupun produk 13th shoes
dipatok dengan rata-rata harga yang sedikit lebih mahal dari produk NSBWZ.
Promosi yang dilakukan oleh 13th shoes melalui dua cara yaitu offline
dan online. 13th shoes terus melakukan pengembangan dari saluran offline,
dengan menyalurkan produknya ke tujuh sales points yang berada di
Kota Bandung,Yogyakarta, Surabaya, dan Medan. Untuk saluran online, 13th shoes
bekerja sama dengan situs penjualan online yaitu Berrybenka.com dan
Buy8wood.com, pemesanan produk secara langsung dapat dilakukan melalui website
13th shoes. 13th shoes membidik segmen pasar wanita usia 17-46 tahun dari
kalangan ekonomi menengah ke atas yang menyukai produk fashionable.
Melihat
pergerakan pesaing terdekat yang terus mengembangkan usahanya, NSBWZ berupaya
meningkatkan kompetensi yang dimiliki agar dapat memenangkan persaingan. Upaya
yang dilakukan perusahaan dapat terlihat dari jumlah penjualan yang terjadi.
Penjualan di tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan tahun 2012. Kenaikan
penjualan yang cukup signifikan terjadi pada bulan Desember, 2013. Hal tersebut
dikarenakan, perusahaan mengikuti sekitar empat acara pameran produk.
Untuk
mencapai penjualan seperti bulan Desember 2013, perusahaan tidak bisa terus
bergantung pada terselenggaranya acara pameran produk. Dilihat dari data
penjualan tahun 2012 sampai 2013, sebenarnya perusahaan memiliki potensi untuk
berkembang. Dalam wawancara informal dengan peneliti tanggal 15 Januari 2014 di
workshop NSBWZ diperoleh informasi bahwa usaha yang sudah berdiri selama
dua tahun ini, dipimpin oleh anak muda yang masih berusia 19 tahun. Pemilik
sekaligus pimpinan perusahaan mengakui bahwa ia memiliki keinginan untuk
mengembangkan usahanya, namun pemilik masih ragu. Melihat latar belakang
pendidikan terakhir pemilik adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), pemilik merasa
kemampuan dan pengetahuannya dalam mengembangkan bisnis masih dangkal.
Banyak
organisasi yang tumbuh pesat karena dapat menciptakan model bisnis yang tepat
(Tim PPM Manajemen, 2012). Pada dasarnya semua perusahaan mempunyai model
bisnis, baik disadari ataupun tidak. Namun, tidak semua perusahaan dapat
menjelaskan model bisnis yang dipraktikannya, sama seperti NSBWZ. Oleh karena
itu, peneliti bermaksud membantu perusahaan dalam mengimplementasikan model
bisnis perusahaan dengan menggunakan pendekatan business model canvas.
Model bisnis ini berhasil mengubah konsep model binis yang rumit menjadi
sederhana (Tim PPM Manajemen, 2012). Penggunaan model bisnis yang sederhana,
mendorong sebanyak mungkin pegawai untuk ikut terlibat dalam pengembangan model
bisnis perusahaan. Maka dari itu, peneliti melakukan penelitian dengan mengambil
judul “PENGEMBANGAN RINTISAN USAHA BARU DI BIDANG INDUSTRI SEPATU DENGAN
PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS (Studi Kasus: Nice Shoes Be Wonder
Zhoes di Kota Bogor)”
0 komentar:
Posting Komentar