Minggu, 08 November 2015

Pengantar Bisnis

Diposting oleh Unknown di 08.51


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHH1DyzoAmYLNebW5i3PB7Cg5GEDGxi1xRpT1kYRdc1UhZMc-qtUld41OxbuC6lCfSkRNSctXnnnreAgljhDEK6hwJpMWwNpBZRK2dXwwl7cqpa9L-UHHSsVOLnBx0MQdfGRNpbdw4jbA/s1600/20131128_143147.jpgPengantar Bisnis

Disini saya akan menceritakan tentang pengalaman berbisnis seseorang dalam bisnis yang saya suka, yaitu bisnis sepatu yang di jalanin oleh seorang pengusaha muda.
 Nice Shoes Be Wonder Zhoes selanjutnya disingkat NSBWZ merupakan salah satu merek lokal di Indonesia yang khusus memproduksi sepatu wanita yang berdiri pada tanggal 16 Desember 2011. Sebuah nama untuk merepresentasikan pemiliknya yaitu Nabila Samhana Bawazier.
Latar belakang pemilik mendirikan usaha ini dikarenakan pemilik gemar untuk mengkoleksi sepatu. Didukung oleh perkembangan teknologi informasi, pemilik memperoleh kemudahan dalam memperkenalkan produk sepatunya. Dalam wawancara informal dengan peneliti pada tanggal 15 Januari 2014 yang berlokasi di workshop NSBWZ, diperoleh informasi bahwa sistem penjualan, pemesanan, dan promosi sangat mengandalkan sistem yang berbasis online. Untuk pelanggan yang ingin membeli sepatu secara langsung, dapat mengunjungi workshop NSBWZ.

Jenis sepatu yang ditawarkan di antaranya flatshoes, heels, wedges, platform, dan boots. Jenis flatshoes adalah sepatu dengan desain sederhana dan nyaman untuk digunakan sehari-hari.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHH1DyzoAmYLNebW5i3PB7Cg5GEDGxi1xRpT1kYRdc1UhZMc-qtUld41OxbuC6lCfSkRNSctXnnnreAgljhDEK6hwJpMWwNpBZRK2dXwwl7cqpa9L-UHHSsVOLnBx0MQdfGRNpbdw4jbA/s1600/20131128_143147.jpg

Profil Perusahaan

Nama Usaha : Nice Shoes Be Wonder Zhoes (NSBWZ)
Pemilik : Nabila Samhana Bawazier (Abil)
Tahun Berdiri : 16 Desember 2011
Alamat Usaha : Komp. Laladon Indah Jl. Cimandiri Baru No.3 Ciomas, Bogor
Produk : Sepatu Wanita
Harga : Rp 130.000,00 – Rp 650.000,00
Alamat Website : http://nsbwzlab.com
Email : nabillasbawazier@gmail.com

Visi dan Misi Perusahaan
Visi :
Menjadi pilihan utama pelanggan untuk memenuhi kebutuhan alas kaki.
Misi :
1. NSBWZ senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik untuk setiap pelanggannya.
2. NSBWZ selalu berinovasi untuk menciptakan produk terkini dengan kualitas terbaik.
           
Produk Nice Shoes Be Wonder Zhoes

NSBWZ memproduksi sepatu yang dihasilkan dari tangan-tangan pengrajin. Sepatu diproduksi berdasarkan pesanan pelanggan, dari desain yang dikeluarkan perusahaan atau membuat desain sepatu sendiri sesuai dengan keinginannya. Pembuatan sepatu berlangsung selama 10 hari kerja dari penutupan pesanan.



 


Jenis dan Harga Sepatu Jenis Sepatu
Harga (dalam ribu rupiah)
Flats
130 – 295
Platform
230 – 320
Wedges
230 – 475
Heels
250 – 450
Boots
320 – 650


 








Struktur Organisasi Nice Shoes Be Wonder Zhoes

Untuk kegiatan produksi dan operasional pemilik dibantu oleh pegawai yang berjumlah 10 orang. Pegawai bekerja dari hari Senin sampai Sabtu dari jam 07:30 sampai 16:30. Total 10 orang pegawai dengan pembagian kerja sebagai berikut: satu pengrajin mengerjakan pola, tiga pengrajin sebagai penjahit, empat pengrajin bertugas untuk menarik atau dikenal dengan proses open, dua orang bertugas pada finishing produk. 

Latar Belakang Masalah

Menurut Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) pada tahun 2012, industri alas kaki di Indonesia dilihat dari nilai mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sebagai salah satu barang penunjang fesyen, keberadaan sepatu mulai diminati sebagian besar masyarakat dilihat dari permintaan sepatu yang kian hari semakin ramai (Bisnisukm, 2012). Perubahan tren sepatu yang cepat memunculkan banyak pengrajin atau pengusaha yang mencoba peruntungan di bisnis ini. Keberanian itu tidak hanya dipicu oleh tren, tetapi kepedulian masyarakat terhadap produk lokal yang kian meningkat (Kontan, 2014).

Salah satu daerah di Jawa Barat yang dikenal sebagai sentra sepatu adalah wilayah Kabupaten Bogor. Berdasarkan pertimbangan hasil analisa terhadap kondisi dan potensi ekonomi daerah dan potensi pengembangan dari tahun 2012 sampai 2017 serta keterkaitannya dengan industri penunjang, industri terkait, dan industri di Kabupaten dan Provinsi lain, Kabupaten Bogor menentukan industri alas kaki dengan fokus kemampuan produksi dan desain sebagai kompetensi inti industrinya. Lokasi yang menjadi sasaran pengembangan berada di tiga Kecamatan di antaranya Kecamatan Ciomas, Tamansari, dan Dramaga (Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Perindustrian, 2012).

Salah satu merek lokal Indonesia yang memanfaatkan potensi sentra sepatu di Ciomas adalah NSBWZ. Selama dua tahun menjalankan usaha ini, pemilik melakukan penjualan melalui saluran offline dan online. Menurut informasi yang diperoleh dari pemilik, persaingan dalam industri sepatu semakin ketat, sehingga pemilik terus berusaha untuk bertahan bahkan berkembang. Bagi NSBWZ, pesaing yang paling dekat adalah 13th shoes yang berdiri sejak tahun 2009. Pesaing yang berasal dari Kota Bandung ini memiliki kesamaan pada jenis sepatu yang ditawarkan, harga, cara promosi, dan segmen pasar yang serupa.

Produk yang ditawarkan adalah semua jenis sepatu wanita, sama seperti yang ditawarkan oleh NSBWZ. Harga yang dikenakan pun tidak jauh berbeda, walaupun produk 13th shoes dipatok dengan rata-rata harga yang sedikit lebih mahal dari produk NSBWZ. Promosi yang dilakukan oleh 13th shoes melalui dua cara yaitu offline dan online. 13th shoes terus melakukan pengembangan dari saluran offline, dengan menyalurkan produknya ke tujuh sales points yang berada di Kota Bandung,Yogyakarta, Surabaya, dan Medan. Untuk saluran online, 13th shoes bekerja sama dengan situs penjualan online yaitu Berrybenka.com dan Buy8wood.com, pemesanan produk secara langsung dapat dilakukan melalui website 13th shoes. 13th shoes membidik segmen pasar wanita usia 17-46 tahun dari kalangan ekonomi menengah ke atas yang menyukai produk fashionable.
Melihat pergerakan pesaing terdekat yang terus mengembangkan usahanya, NSBWZ berupaya meningkatkan kompetensi yang dimiliki agar dapat memenangkan persaingan. Upaya yang dilakukan perusahaan dapat terlihat dari jumlah penjualan yang terjadi. Penjualan di tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan tahun 2012. Kenaikan penjualan yang cukup signifikan terjadi pada bulan Desember, 2013. Hal tersebut dikarenakan, perusahaan mengikuti sekitar empat acara pameran produk.
Untuk mencapai penjualan seperti bulan Desember 2013, perusahaan tidak bisa terus bergantung pada terselenggaranya acara pameran produk. Dilihat dari data penjualan tahun 2012 sampai 2013, sebenarnya perusahaan memiliki potensi untuk berkembang. Dalam wawancara informal dengan peneliti tanggal 15 Januari 2014 di workshop NSBWZ diperoleh informasi bahwa usaha yang sudah berdiri selama dua tahun ini, dipimpin oleh anak muda yang masih berusia 19 tahun. Pemilik sekaligus pimpinan perusahaan mengakui bahwa ia memiliki keinginan untuk mengembangkan usahanya, namun pemilik masih ragu. Melihat latar belakang pendidikan terakhir pemilik adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), pemilik merasa kemampuan dan pengetahuannya dalam mengembangkan bisnis masih dangkal.
Banyak organisasi yang tumbuh pesat karena dapat menciptakan model bisnis yang tepat (Tim PPM Manajemen, 2012). Pada dasarnya semua perusahaan mempunyai model bisnis, baik disadari ataupun tidak. Namun, tidak semua perusahaan dapat menjelaskan model bisnis yang dipraktikannya, sama seperti NSBWZ. Oleh karena itu, peneliti bermaksud membantu perusahaan dalam mengimplementasikan model bisnis perusahaan dengan menggunakan pendekatan business model canvas. Model bisnis ini berhasil mengubah konsep model binis yang rumit menjadi sederhana (Tim PPM Manajemen, 2012). Penggunaan model bisnis yang sederhana, mendorong sebanyak mungkin pegawai untuk ikut terlibat dalam pengembangan model bisnis perusahaan. Maka dari itu, peneliti melakukan penelitian dengan mengambil judul “PENGEMBANGAN RINTISAN USAHA BARU DI BIDANG INDUSTRI SEPATU DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS (Studi Kasus: Nice Shoes Be Wonder Zhoes di Kota Bogor)”

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ciao Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos