Senin, 28 Januari 2019
ELEMEN ELEMEN DESAIN PEKERJAAN
Terdapat elemen-elemen desain pekerjan. Desain
pekerjaan sangat erat hubungannya dengan penyusunan personalia. Penyusunan
personalia suatu organisasi harus disesuaikan dengan desain pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh perusahaan. Tanpa desain pekerjaan maka penyusunan personalia
tidak akan terlaksana. Handoko (2001) menyatakan penyusunan personalia adalah
fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan, penempatan, pemberian latihan
dan pengembangan anggota- anggota organisasi. Oleh sebab itu tanpa adanya
desain pekerjaan maka tidak akan mungkin diadakan penarikan tenaga kerja serta
penempatannya.
Desain perkerjaan haruslah dirancang dengan sebaik
mungkin dengan mempertimbangkan elemen-elemen yang mempengaruhi desain pekerjaan.
Menurut Handoko (2001) elemen-elemen desain pekerjaan adalah:
1.
Elemen-elemen organisasional
Elemen-elemen organisasional merupakan elemen yang
harus diperhatikan suatu organisasi dalam pembentukan atau desain perkerjaan.
Elemen-elemen organisasional pada desain pekerjaan bersangkutan efisiensi.
Efisiensi merupakan suatu pencapaian tujuan sesuai dengan pendanaan-pendanaan
yang ditetapkan oleh perusahaan. Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang secara
efisien mendorong pegawai yang mampu dan termotivasi untuk mencapai keluaran
yang maksimal. Perhatian akan efisiensi ini telah dimulai sejak munculnya
manajemen ilmiah. Para ahli mencurahkan riset mereka untuk menemukan cara-cara
terbaik untuk merancang pekerjaan yang efisien.
Studi gerak dan waktu membeberkan sesuatu disiplin
baru, yaitu teknik industri. Berbagai upaya tersebut menunjukkan bahwa
spesialisasi adalah elemen kunci dalam desain pekerjaan. Bila para karyawan
bekerja berulang-ulang sampai batas tertentu, tingkat keluarannya bisanya lebih
tinggi. Penemuan-penemuan para peneliti ini dapat diterapkan dalam era
komputerisasi sekarang.
Berikut ini adalah elemen-elemen organisasi dalam
desain pekerjaan menurut Handoko (2001):
a.
Pendekatan mekanistik
Pendekatan
mekanistik berusaha untuk mengindentifikasikan setiap tugas dalam suatu
pekerjaan agar tugas-tugas dapat diatur untuk menimbulkan waktu dan tenaga para
pegawai. Setelah identifikasi tugas selesai, sejumlah tugas dikelompokkan
menjadi satu perkejaan. Hasilnya adalah spesialisasi. Pendekatan ini mendekatkan
efisiensi waktu, tenaga, biaya tenaga kerja, latihan dan pengembangan. Teknik
ini masih secara luas digunakan dalam operasi-operasi perakitan, dan terutama
efektif bila para pegawai kurang berpendidikan atau kurang mempunyai
pengalaman.
b.
Aliran kerja
Aliran
kerja dalam suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh sifat produk atau jasa.
Produk atau jasa biasanya menentukan urutan dan keseimbangan
pekerjaan-pekerjaan sehingga dibutuhkan aliran kerja dari suatu kegiatan.
c.
Praktek-praktek kerja
Praktek-praktek
kerja merupakan cara-cara bagaimana pelaksanaan kerja yang ditetapkan. Metode
praktek kerja ini bisanya terbentuk dari tradisi atau kesempatan kolektif para
pegawai atau bagian kontrak (perjanjian) kerja dari serikat buruh. Hal ini
mengurangi flerksibilitas departemen personalia dalam merancang
pekerjaan-perkerjaan.
2.
Elemen-elemen lingkungan
Elemen-elemen lingkungan merupakan aspek kedua
dalam desain perkerjaan. Para perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan
pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen lingkungan pokok dalam desain
pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya para pegawai potensial serta
pengharapan-pengharapan sosial.
Pertimbangan efisiensi harus diselaraskan dengan
kemampuan dan tersedianya pegawai yang akan melaksanakan pekerjaan. Misalnya
banyak lowongan kerja yang kadang-kadang sulit untuk diisi karena tidak
tersedianya calon pegawai yang mempunyai kemepuan tertentu.
Selain itu desain pekerjaan juga
dipengaruhi oleh pengharapan masyarakat. Misalnya masyarakat di lokasi
perusahaan, meskipun tidak mempunyai keterampilan, namun kenyataannya sering
menuntut lapangan kerja. Disamping itu masyarakat yang mempunyai keterampilan
mempunyai pengharapan yang lebih tinggi dalam hal kualitas kehidupan kerja.
Meskipun aliran dan praktek-praktek kerja mungkin menyarankan suatu desain
perkerjaan tertentu, namun pekerjaan harus memenuhi harapan-harapan para
pegawai dan masyarakat.
3.
Elemen-elemen keperilakuan
Menurut Handoko (2001) elemen-elemen keperilakuan
perlu mempertimbangkan beberapa aspek dalam desain pekerjaan, yaitu:
Otonomi
Otonomi
mempunyai pengertian bahwa dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab
atas pekerjaan. Seorang pegawai diberikan wewenang untuk mengambil keputusan
yang dibutuhkan dalam bidang tugasnya. Dengan diberikannya wewenang pengambilan
keputusan maka berarti akan bertambahnya tanggung jawab, sehingga akan
cenderung meningkatkan perasaan dipercaya dan dihargai. Kurangnya otonomi akan
menyebabkan pegawai menjadi apatis atau menurun prestasi kerjanya. Hal ini akan
mengakibatkan turunnya kepuasan kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
Variasi
Variasi
pekerjaan sangat dibutuhkan oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Dengan
variasi pekerjaan yang baik maka tingkat kebosanan dalam melaksanakan tugas
akan dapat ditekan. Apabila seseorang pegawai telah merasa bosan maka timbul
rasa lelah. Kelelahan yang berlanjut akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan
dalam melaksanakan tugas. Dengan adanya kesalahan-kesalahan ini maka seorang
pegawai akan ditegur oleh atasannya. Dengan tguran ini maka soerang pegawai
dapat merasa tidak senang dan tidak puas dalam melaksanakan tugasnya.
Indentitas
tugas
Identitas
pekerjaan merupakan ciri-ciri, jenjang atau tingkatan dan klasifikasi dari
suatu pekerjaan. Bila pekerjaan tidak mempunyai identitas yang jelas, maka para
pegawai akan kurang merasa bertanggung jawab atas pekerjaannya. Hal ini berarti
bahwa kontribusi (sumbangan-sumbangan atau hasil pekerjaan) para pegawai tidak
tampak dengan jelas, sehingga kepuasan kerja dapat menurun.
Umpan balik
Bila
pekerjaan-perkerjaan yang dilaksanakan pegawai memberikan umpan balik tentang
seberapa baik pelaksanaan pekerjaan mereka, maka para pegawai akan mempunyai
pedoman dan motivasi untuk melaksanakan perkerjaan dengan lebih baik. Hasil
atau nilai prestasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya haruslah
diberitahukan sehingga dapat memperbaikinya atau dapat meningkatkannya.
Sehingga kepuasan kerja dari pegawai dapat ditingkatkan.
Langganan:
Postingan (Atom)