Rabu, 25 Mei 2016
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Teori Merkantilisme
1. Teori merkantilisme menyatakan bahwa
emas dan perak merupakan arus deras kesejahtereaan nasional dan penting untuk
perdagangan.
2. Pemerintah (bukan individu-individu,
yang dianggap tidak dapat dipercaya) harus terlibat dalam transfer
barang-barang di antara negara-negara untuk meningkatkan kekayaan negara masing masing.
3. Langkah yang harus dilakukan pemerintah
adalah memfasilitasi semua ekspor sekaligus membatasi impor, dengan cara
melakukan monopoli
dan intervensi di pasar melalui subsidi industri ekspor
domestik dan alokasi hak perdagangan. Negara juga menanggung beban cukai atau
kuota untuk membatasi volume impor.
Teori Keunggulan Absolut (Adam Smith)
Kemampuan suatu entitas ekonomi atau keunggulan yang dimiliki
suatu negara terhadap negara lain dalam memproduksi suatu komoditi ekonomi.
Teori keunggulan
absolut menyatakan bahwa negara-negaa yang berbeda dapat memproduksi beberapa
jenis barang secara lebih efisien daripada negara-negara lainnya sehingga
efisiensi global dapat ditingkatkan melalui perdagangan bebas.
Teori Keunggulan Komparatif (David Ricardo)
Menyatakan bahwa meskipun sebuah negara
sanggup menghasilakan semua barang pada harga-harga yang lebih rendah daripada
negara lain, perdagangan masih tetap akan menguntungkan kedua negara tersebut,
berdasarkan biaya komparatif.
Negara harus berkonsentrasi pada produk
dengan keunggulan komparatif paling tinggi atau produk dengan kerugaian
komparatif paling rendah.Sebaliknya,
mengimpor produk dengan keunggulan komparatif paling rendah atau produk dengan
kerugian komparatif paling tinggi.
Keunggulan
komparatif adalah keunggulan relatif suatu barang dalam perdagangan
internasional yang diukur berdasarkan ratio nilai tukar suatu barang terhadap
barang lain yang diproduksi suatu negara dibandingkan dengan nilai tukar
barang-barang yang sama yang diproduksi negara lainnya.
Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill
Maksud Teori
Timbal Balik adalah menyeimbangkan antara permintaan dengan penawarannya,
karena baik permintaan dan penawaran menentukan besarnya barang yang diekspor
dan barang yang diimpor.
Menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu dapat dilaksanakan di kedua negara tersebut. Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk membuat seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil daripada jumlah jam kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.
1. PERDAGANGAN ANTAR NEGARA
Perdagangan yang dilakukan suatu negara dengan
negara lain atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan. Perdagangan
internasional tidak hanya dilakukan oleh negara maju saja, namun juga negara
berkembang. Perdagangan internasional ini dilakukan melalui kegiatan ekspor
& impor. Ekspor adalah kegiatan menjual barang dan jasa dari dalam
negeri ke luar negeri. Adapun impor adalah kegiatan membeli barang dan
jasa dari luar negeri ke dalam negeri.
Sementara itu, negara berkembang dapat mengekspor
hasil-hasil produksi dalam negeri sehingga memperoleh devisa. Negara berkembang
juga membutuhkan pinjaman dalam bentuk investasi dan modal yang dapat diperoleh
dari negara-negara maju. Devisa dan pinjaman dalam bentuk investasi dan modal
ini dapat digunakan negara berkembang untuk memajukan perekonomian dalam
negerinya.
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Bila dilihat proyeksi ekspor nasional,
mengisyaratkan bahwa kebutuhan dunia masih terus mengalami pertumbuhan walaupun
pertumbuhan penawaran lebih besar dari permintaanya. Ekspor nasional pada tahun
2010 terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan yang relatif sama sebesar
12,20% per tahun.
Perdagangan intrnasional sebagai salah satu bagian dari kegiatan ekonomi atau kegiatan bisnis, dalam dekade terakhir ini menunjukan perkembangan yang sangat pesat, ditengah semakin meningkatnya perhatian dunia usaha terhadap dunia bisnis internasional.Berbagai tahun terakhir, dunia ekonomi juga telah mengalami beberapa perubahan besar, dengan terciptanya pasar dunia, hampir semua perekonomian dunia cenderung untuk membangaun hubungan lebih dan saling bergantung satu sama lain.
FAKTOR PENDORONG PERDAGANGAN INTERNASIONAL
— Perbedaan Sumber Daya Alam yang Dimiliki :
Barang kebutuhan yang
dapat dihasilkan oleh suatu negara tergantung pada sumber daya alam yang
dimiliki.
— Teknologi : Setiap negara memiliki teknologi yang berbeda,
sehingga barang yang dihasilkannya juga berbeda.
— Penghematan Biaya Produksi : Perdagangan internasional memungkinkan
suatu negara memproduksi barang dalam jumlah besar sehingga biaya produksi
menjadi rendah
— Perbedaan Selera : Setiap negara dalam memproduksi
barang-barang, kemungkinan mempunyai kesamaan. Meskipun demikian setiap negara
mempunyai selera yang berbeda-beda.
2. TINGKAT DAYA SAING INDONESIA
Daya saing adalah kemampuan perusahaan, industri,
daerah, negara, atau antar daerah untuk menghasilkan faktor pendapatan dan
faktor pekerjaan yang relatif tinggi dan berkesinambungan untuk menghadapi
persaingan internasional.
Tingkat daya saing suatu negara di kancah
perdagangan internasional, pada dasarnya amat ditentukan oleh dua faktor, yaitu
:
• Faktor
keunggulan komparatif (comparative advantage) , dianggap sebagai faktor yang
bersifat alamiah
•
Faktor
keunggulan kompetitif (competitive adventage) , dianggap sebagai faktor yang
bersifat acquired atau dapat dikembangkan /diciptakan (Tambunan, 2001).
HAMBATAN DAYA SAING INDONESIA DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
- Kepercayaan investor yang rendah (sebagai resiko politik, credit rating yang rendah, diskriminasi dalam masyarakat, sistem penegakan hukum yang lemah, penanganan ketenagakerjaan, subsidi yang tinggi, banyak korupsi).
- Daya saing bisnis yang rendah yang meliputi kualitas SDM yang masih rendah, hubungan perburuhan yang selalu bermusuhan (hostile), praktek-praktek bisnis yang tidak etis dan lemahnya corporate governance.
- Infrastruktur yang lemah (pendidikan dan kesehatan yang kurang, perlindungan hak patent dan cipta lemah, penegakan hukum lingkungan hidup yang lemah, biaya telekomunikasi internasional yang mahal, anggaran yang mahal, kurangnya alih teknologi, kurang ahli teknologi informasi).
3.
PERAN KURS VALUTA ASING
Setiap negara mempunyai mata
uang yang berbeda-beda. Mata uang yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran
di negara lain dinamakan valuta asing.
Apabila sesuatu barang ditukar dengan
barang lain, tentu di dalamnya terdapat perbandingan nilai tukar antara
keduanya. Nilai tukar itu sebenarnya merupakan harga di dalam pertukaran
tersebut. Demikian pula pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, terdapat
perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai
inilah yang sering disebut kurs (exchange rate).
SEBAB - SEBAB PERUBAHAN PERMINTAAN dan PENAWARAN VALUTA ASING
— Perubahan selera masyarakat terhadap
komoditi luar negeri : Semakin
banyak masyarakat Indonesia menyukai dan membutuhkan barang luar negeri, maka
kebutuhan akan mata uang asing ($) akan semakin banyak pula untuk mendapatkan
barang dari luar tersebut.
— Perubahan iklim investasi dan tingkat
bunga : Perubahan iklim
investasi yang semakin aman dan menarik dapat menyebabkan arus modal asing
makin banyak yang masuk, yang berarti penawaran modal asing berupa dolar
meningkat.
— Perubahan tingkat inflasi: Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan
komoditi ekspor kita kurang dapat bersaing di pasaran dunia. Karena dengan
adanya inflasi yang tinggi, harga ekspor akan terasa mahal.
— Iklim investasi : Prospek dan iklim investasi yang menarik
di Indonesia akan turut mempengaruhi banyak tidaknya penawaran dollar ke
Indonesia. Semakin menarik maka nilai rupiah akan semakin tinggi (apresiasi).
4. INDUSTRILISASI
1. Kondisi
dan Struktur Awal Ekonomi Dalam Negeri
Suatu Negara yang pada awal pembangunan ekonomi atau industrialisasinya
sudah memiliki industri-industri primer atau hulu seperti besi dan baja, semen,
petrokimia, dan industri-industri tengah(Antara hulu dan hilir), seperti
industri barang modal(mesin) dan alat-alat produksi yang relatif kuatakan
mengalami proses industrialisasi yang lebih pesat dibandingkan Negara yang hanya
memiliki industri-industri hilir atau ringan.
2.Besarnya Pasar Dalam Negeri
Pasar dalam negeri yang besar, seperti
Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang merupakan salah satu
faktor perangsang bagi pertumbuhan kegiatan-kegaiatan ekonomi, termasuk
industri, karena pasar yang besar menjamin adanya skala ekonomis dan efisiensi
dalam proses produksi(dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lainnya
mendukung). Jika pasar domestic kecil, maka ekspor merupakan alternatif satu”
nya untuk mencapai produksi optimal.
CARA PELAKSANAAN INDUSTRILISASI
1.
tahapan
dari dari implementasi,
2.
jenis
industri yang diunggulkan,
3.
pola
pembangunan sektor industri, dan
4.
insentif
yang diberikan, termasuk insentif kepada investor.
Keberadaan Sumber Daya Alam
Ada kecenderungan bahwa Negara-negara yang
kaya SDA, tingkat diversifikasi dan laju pertumbuhan ekonominya relatif lebih
rendah, dan Negara tersebut cenderung tidak atau terlembat melakukan
industrialisasi atau prosesnya berjalan relatif lebih lambat dibandingkan
Negara-negara yang miskin SDA.
5. USAHA KECIL MENENGAH (UKM)
Menurut Chris Manning, dkk (1991) sektor
UKM adalah bagian dari sistem ekonomi kota dan desa yang belum mendapatkan
bantuan ekonomi dari pemerintah atau belum mampu menggunakan bantuan yang telah
disediakan atau telah menerima bantuan tetapi belum sanggup dikembangkan.Usaha
Kecil dan Menengah menjadi hal yang perlu diperhitungkan keberadaanya, karena
UKM memberi banyak kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. UKM membantu
memajukan perekonomian, meningkatkan pendapatan negara, daerah maupun
masyarakat.
PERMASALAHAN DALAM UKM
1.
tidak
dapat memenuhi kewajiban finansial kepada pihak lain
2.
masalah
modal
3.
masalah
penditribusian barang yang kurang efektif,
4.
lokasi
yang kurang strategis,
5.
tenaga
kerja yang rendah pendidikan
6.
minimnya penggunaan teknologi dan lain
sebagainya.
Masalah tersebut dapat
berpengaruh terhadap proses dan jumlah produksi yang berimplikasi pada
kemampuan melayani permintaan dan penurunan permintaan yang dapat berakibat
terhadap pendapatan usaha.
STRATEGI PENGEMBANGAN UKM
1.
kemudahan
dalam aspek permodalan
2.
bantuan
pembangunan prasarana
3.
pengembangan
skala usaha
4.
pengembangan
jaringan usaha
5.
pengembangan
sumber daya manusia
6.
peningkatan
pendidikan dan teknologi
7.
menciptakan
suasana berwirausaha yang kondusif.
Jadi, Semakin banyak para pedagang eceran
bermunculan semakin besar pula kompetisi yang ada, mengingat peran usaha kecil
dan menengah dalam mengurangi pengangguran, kemiskinan dan meningkatkan
pertumbuhan perekonomian di Indonesia UKM sangat diharapkan keberadaanya dan
perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
— http://www.ilmuekonomi.net/2015/11/pengertian-keunggulan-komparatif-keunggulan-absolut-perdagangan-internasional-beserta-teorinya-menurut-pata-ahli.html
— http://www.ssbelajar.net/2012/03/teori-perdagangan-internasional.html
— https://anisa26.wordpress.com/2011/04/14/industrialisasi/
— https://rosdianayulia35.wordpress.com/category/perdagangan-luar-negeri/
— Rahmana Arief DKK, 2012, Strategi
Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Sektor Industri dan Pengolahan, Vol.13
No. 1, pp 14-21.
— Sriyana Jaka, 2010, Strategi Pengembangan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) : Studi Kasus di kabupaten Bantul.
— Yuliana, 2009, Usaha Kecil dan Menengah.
— Prihatin, 2011, Bersama UKM Membangun
Ekonomi Rakyat dan Lingkungan Hidup, Vol. 14 No. 2.
NAMA ANGGOTA
1. Banyu Widya (Cara Pelaksanaan Industrialisasi)
2. Dhea Maulida Nurul A (Perdagangan dan Perkembangan Antar Negara (Internasional)
3. Ika Julianti P (Teori Merkantilisme dan Teori Keunggulan )
4. Novia Aryaningrum P (UKM-Permasalahan Dalam UKM)
5. Putri Elsianni (Tingkat dan Hambatan Daya Saing)
6. Rodiah (peran kurs valuta asing dan hambatan sebab sebab perubahan)
7. Siti Sarah (Perdagangan Antar Negara (Internasional) dan Teori Permintaan Timbal Balik)
8. Tiara Pelita Sukma (Industrialisasi)
9. Xena Maharani Santika (Strategi Pengembangan UKM)
1. Banyu Widya (Cara Pelaksanaan Industrialisasi)
2. Dhea Maulida Nurul A (Perdagangan dan Perkembangan Antar Negara (Internasional)
3. Ika Julianti P (Teori Merkantilisme dan Teori Keunggulan )
4. Novia Aryaningrum P (UKM-Permasalahan Dalam UKM)
5. Putri Elsianni (Tingkat dan Hambatan Daya Saing)
6. Rodiah (peran kurs valuta asing dan hambatan sebab sebab perubahan)
7. Siti Sarah (Perdagangan Antar Negara (Internasional) dan Teori Permintaan Timbal Balik)
8. Tiara Pelita Sukma (Industrialisasi)
9. Xena Maharani Santika (Strategi Pengembangan UKM)
Senin, 23 Mei 2016
Langganan:
Postingan (Atom)